Cpx24.com CPM Program

Pengendalian Babi Hutan

Pengendalian Babi Hutan

Babi hutan digolongkan sebagai hama karena merusak tanaman perkebunan dan pertanian. Biasanya, hama ini memakan tanaman yang muda atau membuat lubang besar di batang pohon utama sehingga pohon lama-kelamaan akan mati.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi tahun 2010, tercatat luas serangan babi hutan di pertanaman kelapa sawit seluas 694,8 Ha, dengan kerugian seluas Rp. 98.325.797,00 sedangkan pada pertanaman karet sebesar 1.235 Ha dengan kerugian sebesar 355.231.480,00. Serangan babi hutan selalu meningkat saat musim penghujan, sehingga babi hutan akan mencari tempat yang kering di sekitar perkebunan.

Upaya pengendalian harus terus dilakukan untuk menangkal serangan hama ini.

Bagaimana cara mengendalikan babi hutan…………?
Ada beberapa metode pengendalian babi hutan yaitu:

1.      Metode Langsung

Jerat

Babi-babi hutan dewasa, kecil kemungkinan untuk terjerat karena biasanya lebih berhati-hati. Peluang besar yang tertangkap yaitu anak babi hutan serta babi hutan baik jantan atau betina yang masih muda.
Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan jerat?
Pemasangan jerat harus lebih giat dilakukan pada saat anak babi hutan sudah berhenti menyusu.  Kelahiran anak babi terbesar terjadi sekitar bulan Januari-Februari, sehingga diperkirakan anak babi hutan akan berhenti menyusu sekitar bulan Juli.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan jerat yaitu:
  • Jerat bisa dipasang sepanjang tahun, tetapi pemasangan jerat lebih digiatkan pada bulan Juli.
  • Jumlah jerat yang dipasang untuk 1 ha sebanyak 2-5 buah dan apabila dipasang pada jalan-jalan babi, setiap 500 m dipasang 1 jerat.
  • Di sekitar lokasi pemasangan jerat dipasang tanda bahaya
  • Untuk menghilangkan bau manusia, jerat dilumuri dengan lumpur
  • Jerat yang lokasinya dekat diperiksa setiap hari dan apabila lokasi pemasangan jauh diperiksa setiap 2 (dua) hari sekali.
Perangkap

Perangkap bermanfaat untuk menangkap babi hutan betina beserta anak-anaknya.
Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan perangkap?
Pemasangan perangkap sebaiknya dilakukan pada bulan Januari - Februari (masa melahirkan), Maret – Juni (masa menyusui), dan November – Desember (masa bunting).
Berburu
Perburuan bisa dilaksanakan 1 (satu) kali sebulan, yaitu pada bulan yang diperkirakan dapat membunuh sebanyak mungkin babi hutan betina yang sedang bunting atau sedang menyusui, dan babi hutan muda.
Bagaimana memilih lokasi untuk berburu?
Lokasi dapat dipastikan sehari atau 2 (dua) hari sebelum berburu. Gunakan tanda-tanda adanya kegiatan babi hutan misalnya congkelan tanah, jejak, kotoran babi hutan serta sisa-sisa tanaman yang rusak sebagai petunjuk bahwa di sekitar daerah tersebut kemungkinan besar sebagai tempat tinggal babi hutan dan sesuai untuk berburu.

Pemakaian lapun

Lapun adalah sejenis jaring yang terbuat dari kawat baja, yang dapat digunakan untuk menangkap babi hutan secara hidup-hidup, pada waktu berburu.

Meracun
Penggunaan racun disarankan merupakan pilihan terakhir, mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh racun yang digunakan.
Dimana lokasi yang tepat dalam pemasangan umpan?
Umpan dipasang pada jalan – jalan yang sering dilalui babi hutan, di daerah pinggiran hutan, di pinggir areal yang ditanami dan pada daerah yang termasuk jelajahan babi tetapi sulit dimasuki oleh kelompok berburu.
Lubang parit
Pembuatan lubang parit mengelilingi kebun dengan kedalaman ± 1 m dan lebar ± 1 m.

2.      Metode tidak langsung
Pemagaran
Kearifan petani di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara melakukan pemagaran terhadap individu tanaman, menggunakan seng dengan ketinggian ± 40 cm, mengelilingi batang tanaman kelapa sawit pada saat mulai tanam sampai 2 tahun.
Keuntungan melakukan pemagaran, yaitu:
  • Bisa dilaksanakan secara berkelompok, sehingga biaya lebih murah
  • Apabila pemagaran dengan menggunakan pagar hidup dapat menyumbangkan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat membantu mempertahankan kesuburan tanah.
Kelemahan melakukan pemagaran yaitu:
  • Tidak semua daerah dapat dipagar, akan tetapi hanya lahan-lahan yang datar yang mudah dipagar.
  • Pagar babi hutan memerlukan perawatan yang cermat.
Penjagaan malam hari
Biasanya disertai dengan membuat tiruan manusia (orang-orangan). Cara ini dianggap kurang efektif, karena babi hutan dapat mengetahui dengan cepat tiruan manusia (orang-orangan) tersebut.
Melestarikan musuh alami
Pengendalian secara biologis
Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan predator babi hutan, antara lain harimau dan ular atau menggunakan pestisida nabati seperti akar dan umbi Gloriosa superba LINN (Kembang Sungsang/Katongkat/Mandalika).
Pengendalian babi hutan akan berhasil apabila dilaksanakan secara terpadu, yaitu dengan menggabungkan semua teknik pengendalian yang dianjurkan dengan memperhatikan keseimbangan alam serta lingkungan sekitar.

Sumber: http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=104:kendalikan-babi-hutan-&catid=15:home
Labels:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING YANG SERING DIBACA