Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran menjaga dan
memelihara kawasan hutan, serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar
kawasan hutan melalui HHBK.
Getah Jernang
merupakan salah satu produk HHBK yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi
sebagai komoditas ekspor. Dalam dunia perdagangan, produk ini dikenal dengan
nama Dragon’s Blood Kino, Red Benzoin, Sanguis Draconis, Indois, Sang Dragon,
atau Ostindisches Drachenblut.
Di beberapa
daerah di Indonesia, getah jernang dikenal dengan nama yang berbeda, antara
lain Limbayung (Sumatera Barat), Jernang Mundai, Jernang Beruang, Jernang Kuku,
Jernang Huar, Jernang Seronang, Jernang Uhan (Kalimantan), Getih Badak
(Banten), dan Getih Warok (Jawa).
Potensi produksi
Getah Jernang semakin menurun bahkan cendrung semakin langka karena pola
produksi yang tidak lestari dan adanya pengembangan tanaman perkebunan yang
sangat ekspansif. Selain itu populasi Rotan Jernang dari tahun ke tahun semakin
berkurang, karena tidak berlangsungnya sistem regenerasi alami secara optimal
dan pola panen produksi buah dilakukan dengan cara menebang pohon.
Di Indonesia
usaha Getah Jernang baru dikenal dan diminati masyarakat pada awal tahun 2005.
Getah jernang umumnya dihasilkan dari buah rotan Daemonorops draco BL.
Harga Getah
Jernang di tingkat petani dipasaran local sebesar Rp. 400.000 – 800.000 per kg.
Di pasaran luar negeri, seperti Singapura harga sebesar US $ 300 per kg. Semula
pemasaran getah jernang dari petani kepada pengusaha yang memberikan sejumlah
modal kepada petani untuk mencari dan mengolah Getah Jernang. Saat ini petani
mengusahakan sendiri dan langsung menjual hasilnya kepada pedangang pengumpul.
Memperhatikan
potensi rotan jernang di Indonesia yang semakin menurun, sementara prospek
pasar getah jernang cukup mengiurkan, maka perlu dilakukan upaya untuk
membangun kembali produksi getah jernang melalui kegiatan budidaya rotan
jernang.
MENGENAL TANAMAN
ROTAN JERNANG
A.
Klasifikasi dan Marfologi
Tanaman
Rotan
termasuk tumbuhan hutan dari family Arecaceae. Klasifikasi rotan (Daemonorops
sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan Biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu/ monokotil)
Sub Kelas :
Arecidae
Ordo :
Arecales
Famili :
Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus :
Daemonorops
Spesies :
Daemonorops didymophylla Becc, D. draco BL,
D. draconcellus BECC
Dari 530
jenis rotan didunia, sebanyak 316 jenis terdapat dihutan Indonesia. Di wilayah
hutan Sumatera terdapat 132 jenis, Jawa 29 jenis.
Rotan
jernang (Daemonorops sp) biasanya tumbuh dengan membentuk rumpun,
memanjat hingga ketinggian 30 m tergantung dari tinggi pohon yang menjadi
inang/tempat merambat. Batang rotan jernang langsing dan fleksibel berdiameter
2-3 cm dipenuhi duri-duri kecil dan tajam. Daun rotan jernang berwarna hijau
terdiri dari helaian anak daun yang tersusun berpasang-pasangan, permukaan
bagian bawah daun sedikit cekung.
Rotan
jernang mulai berbuah pada usia 2 tahun, akan tetapi baru menghasilkan getah
jernang setelah berumur 5 tahun. Tanaman rotan jernang berbuah dua kali
setahun, yaitu pada bulan April dan September. Buah rotan jernang seperti buah
rotan pada umumnya, yaitu bulat kecil-kecil berkumpul seperti buah salak.
Buah rotan
jernang menghasilkan resin/Getah Jernang yang berbentuk padat, mengkilat,
bening atau kusam, rapuh dan mudah meleleh bila dipanaskan, mudah terbakar,
mengeluarkan asap dan bau yang khas. Resin dari getah jernang termasuk dalam
kelompok resin keras, berwarna merah, berbentuk amorf, berat jenis 1.18 – 1.20,
titik cair sekitar 120oC, larut dalam alcohol eter, minyak lemak dan
minyak atsiri. Sebagaian larut dalam kloroform, etil asetat, petroleum spiritus
dan karbon disulfide.
B.
Potensi dan Penyebaran
Tanaman
rotan jernang (Daemonorops sp) terdapat di Indonesia, Malaysia dan
India. Potensi rotan jernang di Indonesia terbesar di Sumatera, Kalimantan dan
Jawa. Di Sumatera, rotan jernang dapat dijumpai di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Riau dan Jambi. Sedang di Kalimantan, terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Dengan kata lain pohon rotan jernang
pada umumnya masih terdapat dihutan alam dan hutang lindung. Sedang saat ini
keberadaanya di Jawa sudah sulit ditemukan.
Data jenis
rotan jernang dan lokasi penyebarannya tercantum dalam Tabel 1, sebagai berikut
:
Tabel 1. Jenis dan Lokasi Penyebaran Rotan Jernang (Daemonorops
sp) di
Indonesia
No.
|
Jenis
|
Lokasi Penyebaran
|
Keterangan
|
1.
|
D. didymophyllus BECC
|
Sumatera
|
Buah kecil-kecil dan sedikit menghasilkan getah
|
2.
|
D. draco BL
|
Sumatera, Kalimantan
|
Buah Besar
|
3.
|
D. draconcellus BECC
|
Kalimantan
|
Menghasilkan getah jernang dengan kualitas terbaik
|
4.
|
D. mattanensis BECC
|
Kalimantan
|
Getah jernangnya hanya sedikit
|
5.
|
D. motley BECC (Jernang Laki)
|
Kalimantan
|
Buah-buahnya sangat kaya jernang, bermutu tinggi
|
6.
|
D. rubber BL (Jernang howe pelah)
|
Jawa dan Sumatera
|
Sebagai pewarna batang rotan yang telah dikupas supaya
berwarna merah
|
Hingga saat
ini tanaman rotan jernang belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Sehingga
produksi getah jernang sangat tergantung dari tanaman yang tumbuh liar dihutan
alam. Di Sumatera, rotan jernang masih dapat ditemui di Taman Nasional (TN) Gunung
Leuser, TN Bukit Tiga Puluh dan TN Bukit Dua Belas.
Sementara
di Kalimantan setidaknya ada 3 jenis rotan penghsil getah jernang yaitu :
1.
Rotan jernang mundai, buah
berukuran kecil dan mutu paling baik, tetapi jarang didapati;
2.
Rotan jernang beruang, buah
berukuran sedang;
3.
Rotan jernang kuku, buah
berukuran besar.
C.
Sifat Fisika dan Kimia
Getah Jernang
Buah rotan
jernang (Daemonorops sp.) pada saat tua mengandung getah/ damar/ resin
berwarna kemerah-merahan. Getah berasal dari lapisan rapuh pada permukaan buah
yang telah dewasa.
Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI), sifat fisika dan kimia getah jernang antara
lain :
1.
Kadar air 3-6%. Untuk
meningkatkan kualitas jernang berkadar air tinggi dapat dilakukan dengan
penjemuran/ pengeringan buah rotan jernang sebelum di ekstraksi.
2.
Kadar kotoran 14-39%. Kadar
kotoran dapat diturunkan dengan cara menumbuk buah dengan hati-hati dan
menentukan waktu yang tepat berhenti
menumbuk.
3.
Kadar abu 8-20%,
4.
Titik leleh 80-120 oC
.
Komponen kimia utama pada resin yang
dihasilkan buah jernang adalah resin ester dan dracoresino tannol (57-82%).
Selain itu resin berwarna merah tersebut juga mengandung senyawa-senyawa
seperti Dracoresene (14%), Dracoalban (hingga 2,5%), resin tak larut (0,3%), residu
(18,4%), Asam Benzoat, Asam Benzoilasetat, Drachodin dan beberapa pigmen
terutama nordracorhodin dan nordracorubin.
D.
Manfaat / Kegunaan
Getah
jernang banyak digunakan sebagai bahan baku baik di dunia kesehatan maupun
perindustrian sebagai berikut :
1.
Bahan baku obat-obatan :
obat diare, disentri, pembeku darah akibat luka, sakit gigi, asma, sipilis dan
berkhasiat aphrodisiac (meningkatkan libido)
2.
Bahan baku pewarna vernis,
keramik, porselen, marmer, batu, kayu, rotan, bamboo, cat dan kertas;
3.
Bahan penyamakan kulit;
4.
Bahan baku kosmetik/
lipstick dll.
TEKNIK BUDIDAYA
ROTAN JERNANG
A.
Syarat Tumbuh
Tanaman
rotan jernang tumbuh baik pada ketinggian 150-200 m dpl pada tanah podsolik
merah kuning (PMK). Suhu udara optimal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah
22-32 oC, kelembaban nisbi rata-rata 81%, intensitas cahaya sekitar
56% dan curah hujan 1.450-2000 mm/th, dengan bulan kering dan bulan basah
masing-masing 5 bulan.
B.
Pemilihan Benih
Benih rotan
jernang dikumpulkan dari pohon induk dan buah yang matang alami di pohon. Tanda
buah telah masak dipohon dapat diketahui melalui banyaknya sisa kulit buah
setelah dimakan binatang (tupai, kera) yang berserakan dibawah pohon. Buah yang
telah dipanen disimpan dalam karung dan diberi perlakuan khusus, agar kulit dan
daging buah mudah dibersihkan (lunak).
Benih rotan
jernang memiliki kondisi struktur benih tidak berbeda jauh dengan jenis rotan
yang lain. Benih akan tumbuh didahului dengan menonjolnya badan embrio dari
badan benih sebagai bentuk bertambahnya jumlah sel. Selanjutnya
terdiferensiasinya sel menghasilkan akar primer (radicula) yang bergerak
kebawah (geotropis) dan setelah akar tumbuh dan
berperan dalam penyerapan hara, akan diikuti dengan terdiferensiasinya
calon tunas batang (plumula) yang akan bergerak keatas (fototropis) untuk
mencari cahaya.
Badan
embrio benih rotan terlindungi oleh lempeng katup (plug) yang cukup keras,
sehingga untuk merangsang masuknya kadar air kedalam embrio diperlukan
perlakuan perendaman dalam air.
Perlakuan
perendaman benih dengan air selama 2 jam, secara teknis mampu mematahkan fungsi
katup embrio sebagai pelindung. Sehingg secara fisiologis terbukti kadar air
yang masuk kedalam embrio benih meningkatkan prosentase tumbuh lebih baik
hingga 88%.
C.
Teknik Perkecambahan
Teknik
perkecambahan buah rotan jernang dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu :
1.
Menggunakan bedeng/ bak
tabor
Benih bersih
ditebarkan dalam bedeng atau bak tabur dengan media kompos organik dan sekam
padi dengan perbandingan 2 : 1. Setelah 30-45 hari, benih akan berkecambah dan
menghasilkan akar serta calon tunas.
2.
Teknik penyekapan
Benih bersih
direndam 2x24 jam dan ditiriskan, masukkan kedalam kantung plastik bening dan
disimpan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Dalam
waktu 15-55 hari akan tumbuh kecambah dan menghasilkan tunas serta akar primer.
Perlakuan perendaman dengan Atonik dosis
10 ppm selama 2 jam menghasilkan persen tumbuh benih yang baik rata-rata 92%.
D.
Perseiapan Media Pembibitan
Media
pembibitan adalah campuran media tanah dengan kompos organic (1:2) dengan
pemberian NPK sebanyak 5 gram. Dengan media tersebut, menghasilkan persen
tumbuh bibit > 90%.
Dalam
proses pemeliharaan semai setelah dipindah kedalam media tanam pada polibag,
peran dosis NPK dan interaksi dengan jenis media berpengaruh sangat nyata
terhadap persen pertumbuhan bibit rotan jernang.
Pemberian
pupuk dengan kandungan unsure utama (NPK) pada dosis tepat memberikan respon
positif terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk kimia dan pupuk
organik pada dosis yang tepat akan menghasilkan interaksi peran yang
menguntungkan dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kompos organik
dengan C/N ratio 10-20 ideal digunakan untuk membantu tersedianya hara bagi
pertumbuhan bibit tanaman sebelum dipindahkan kelapangan. Dengan bahan dasar
kompos dari tumbuhan dengan komposisi serat tinggi akan menghasilkan struktur
media tumbuh yang remah dan berperan optimal dalam pertukaran oksigen serta
menghasilak kelembaban media yang dibutuhkan tanaman, sehingga daya serap akar
akan lebih mudah dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
E.
Pembuatan Pembibitan
Kecambah
yang telah dipindahkan dalam polibag disimpan dalam bedeng sapih hingga siap
tanam. Pemeliharaan khusus berupa penyiraman minimal 2-3 hari sekali dan bibit
siap tanam setelah bibit berada di pembibitan selama 6-9 bulan.
F.
Penanaman
Lahan yang
digunakan untuk budidaya rotan jernang tidak memerlukan pengolahan secara
intensif. Penentuan letak tanam memperhatikan letak pohon untuk merambat rotan.
Karena sesuai sifat fisiologis rotan dan karakter fisik serta pertumbuhannya,
rotan jernang membutuhkan tegakan atau pohon yang akan berperan sebagai tempat
merambat. Sehingga jarak tanam rotan jernang menyesuaikan dengan jarak tanam
tegakan pohon yang telah ada.
Dengan
memperhatikan sifat/karakteristik tersebut, maka lahan penanaman untuk
mengembangkan rotan jernang adalah :
1.
Hutan sekunder atau hutan
bekas tebangan berumur sekitar 3 tahun pasca penebangan/produksi.
2.
Hutan tanaman kayu
pertukangan, setelah pohon berumur 7-10 tahun dengan tinggi pohon sekitar 10 m.
3.
Hutan tanaman/kebun karet
rakyat, berumur sekitar 5-7 tahun memiliki tinggi pohon sekitar 10 m.
Populasi
tanaman rotan jernang per hektar berkisar antara 500-800 rumpun tanaman.
G.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman rotan jernang dilakukan hingga tanaman berumur 2
tahun sejak penanaman dilapangan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1.
Penyiangan dan pendangiran
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan
gulma yang tumbuh disekitar tanaman hingga radius 0,5 m mengelilingi tanaman.
Bersama dengan itu, perlu dilakukan pendangiran tanah sekitar tanaman agar
gembur sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman secara optimal.
Dalam melakukan pendangiran harus
hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
2.
Pemupukan
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang
optimal dari rotan jernang, perlu dilakukan pemupukan 2 kali per tahun, yaitu
pada awal dan akhir musim penghujan. Pada tanaman dengan usia < 2 tahun,
diperlukan ½-1 sendok makan urea atau ZA per tanaman, ditaburkan kedalam
rorak/lubang yang dibuat di sekeliling tanaman rotan jernang.
Sedangkan untuk tanaman yang sudah
dewasa/siap berproduksi, diperlukan 250-500 mg pupuk NPK per tanaman. Disamping
itu dapat juga ditambahkan dengan pupuk kandang/ kompos.
3.
Pemangkasan
Pemangkasan/pruning dilakukan terhadap
pohon tempat merambat tanaman rotan jernang. Yaitu dengan cara memangkas
cabang-cabang pohon tempat merambat, sehingga tanaman rotan jernang mendapat
intensitas cahaya matahari yang cukup. Pemangkasan dilakukan secara periodik
hingga tanaman rotan jernang berumur 2-4 tahun.
4.
Pengendalian Hama/Penyakit
Penyakit tanaman yang sering menyerang
rotan jernang, antara lain penyakit busuk leher batang dan bercak kecoklatan
yang sering dijumpai pada bibit tanaman di pesemaian. Untuk mencegahnya
dilakukan dengan cara menghindari terjadinya genangan air disekitar titik tanam
atau dengan melakukan penyemprotan fungisida seminggu sekali.
Sementara itu hama yang perlu diwaspadai
adalah penggerek batang/pucuk (Rynchophorus dan Macrocyrus) dan
penggerek pucuk (Artona catoxantha) serta hama kumbang daun.
PANEN DAN PASCA PANEN
A.
Waktu Panen
Buah rotan
jernang panen pertama kali pada umur 5-7
tahun. Rotan jernang berbuah sepanjang tahun, akan tetapi panen raya
berlangsung antara bulan September-Oktober. Di sekitar ruas batang akan keluar
sekumpulan tangkai buah. Satu pohon akan memiliki 5-8 tangkai buah. Satu batang
tanaman rotan pada usia produktif dapat menghasilkan buah 10 kg.
B.
Cara Pemanenan
Pemungutan
buah rotan jernang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan cara dilunduh,
dan dikumpulkan dalam wadah. Pemanenan buah rotan jernang dilakukan dengan
hati-hati dengan menggunakan galah atau memanjat pohon tempat rotan tersebut
merambat.
Buah rotan
jernang dipanen saat buah belum masak penuh, atau kira-kira berumur 3 bulan
sejak terjadinya penyerbukan. Buah siap panen masih diselimuti kulit buah dan
belum sampai puncak matang buah dengan ciri warna kemerahan.
C.
Pengolahan Pasca Panen
Proses
pengolahan buah rotan jernang hingga menghasilkan getah jernang/resin dapat
dilakukan dengan cara basah dan kering. Pengolahan getah jernang secara
tradisional biasannya membutuhkan waktu 4-5 hari.
Buah rotan
setengah tua hasil panen diangin-anginkan selama 3 hari. Selain itu buah
dimasukkan kedalam keranjang untuk ditumbuk. Setelah ditumbuk dan keluar serbuk
getahny ditampung dalam plastik. Rendemen yang dihasilkan sekitar 20%, dimana 5
kg buah rotan jernang dapat menghasilkan getah sebannyak 1 kg. Pada umumnya
diperlukan 7-8 kg buah rotan jernang.
Secara
lebih rinci, metode sederhana pengolahan getah jernang dengan cara basah, cara
kering I dan cara kering II, adalah sebagai berikut :
1.
Pengolahan getah jernang
cara basah
Pengolahan getah
jernang cara basah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø
Buah rotan jernang yang
terkumpul tanpa tandan dimasukkan dalam keranjang.
Ø
Keranjang yang telah diisi
buah jernang dimasukkan kedalam kaleng yang telah diisi air.
Ø
Buah rotan jernang dalam
kaleng tersebut ditumbuk pelan-pelan sehingga getah jernang keluar dan
mengendap didasar kaleng.
Ø
Air dalam kaleng dibuang
dan getah jernang yang mengendap diambil, kemudian dijemur beberapa hari atau
dipanasi dengan api. Biasanya sebelum dikeringkan getah jernang dibentuk
menjadi pipi agak kecil agar mudah kering.
Ø
Setelah kering, getah
jernang disortir menurut besarnya. Kemudian dipak dengan dedaunan dan disimpan
atau langsung dijual.
2.
Pengolahan getah jernang
cara kering I
Pengolahan getah
jernang cara kering I dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø
Buah rotan jernang yang
terkumpul dan dilepas dari tandannnya dijemur pada panas matahari selama 3 hari
atau sampai buahnnya mengkerut.
Ø
Buah yang sudah kering dan
mengkerut ditumbuk agar getahnya keluar.
Ø
Getah jernang yang keluar
diayak dan disiram air panas sehingga berbentuk adonan.
Ø
Getah jernang yang telah
membentuk adonan dibuat sortimenn sesuai dengn keinginan (silinder, bulat
kecil, pipih dan lain-lain).
3.
Pengolahan getah jernang
cara kering II
Pengolahan getah
jernang cara kering 2 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø
Buah rotan jernang dijemur
pada panas matahari selama 3-4 hari sampai kering dan mengkerut.
Ø
Buah yang telah kering
dimasukkan dalam keranjang dan dicampur dalam kulit kerang.
Ø
Keranjang yang berisi buah
jernang tersebut digantung setinggi kurang lebih 1 m, kemudian
diguncang-guncang. Akibat guncangan tersebut, maka bagian partikel yang
kecil-kecil akan jatuh dan ditampung dengan tikar atau wadah yang lain.
Ø
Partikel yang terkumpul
dimasukkan dalam kantong yang terbuat dari kain, kemudian dimasukkan dalam air
panas dan ditekan untuk mendapatkan gumpalan getah jernang.
Ø
Gumpalan getah jernang
dikeluarkan dan dijemur atau dibiarkan sampai mengeras, kemudian dibungkus dan
dijual.
ANALISIS USAHA TANI
BUDIDAYA ROTAN JERNANG
Analisis usahatani budidaya rotan
jernang untuk luasan 1 ha, adalah sebagai berikut :
A.
Biaya
Biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam budidaya rotan jernang adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jenis-Jenis Biaya dalam Budidaya Rotan Jernang
No
|
Uraian Kegiatan
|
Jumlah
|
Unit
|
Biaya Satuan (Rp)
|
Jumlah Biaya (Rp)
|
I.
|
PEMBIBITAN
|
||||
1.
|
Pembelian Bibit
|
500
|
Biji
|
800
|
400.000
|
2.
|
Polibag(12x15) cm
|
8
|
Kg
|
15.000
|
120.000
|
3.
|
Cairan perangsang tumbuh (atonik 300 ml)
|
1
|
Botol
|
50.000
|
50.000
|
4.
|
Paranet 65%
|
2
|
M
|
15.000
|
30.000
|
5.
|
Pembuatan pagar
|
1
|
Paket
|
300.000
|
300.000
|
6.
|
Upah pembuatan pagar
|
1
|
Paket
|
50.000
|
50.000
|
7.
|
Upah pengisian media dan tanam
|
500
|
Buah
|
250
|
125.000
|
8.
|
Plastik kaca
|
1
|
Kg
|
8.000
|
8.000
|
JUMLAH I
|
1.083.000
|
||||
II.
|
PERSIAPAN LAHAN
|
||||
9.
|
Upah pembersihan lahan
|
1
|
Ha
|
300.000
|
300.000
|
10.
|
Upah ajir & pemb lubang tanam
|
1
|
Ha
|
300.000
|
300.000
|
11.
|
Upah penanaman
|
1
|
Ha
|
300.000
|
300.000
|
JUMLAH II
|
900.000
|
||||
III.
|
PEMELIHARAAN
|
||||
12.
|
Upah penyiangan selama 6 tahun
|
6
|
Kali
|
250.000
|
1.500.000
|
13.
|
Pemupukan I
|
250
|
Kg
|
4.000
|
1.000.000
|
14.
|
Pemupukan II
|
250
|
Kg
|
4.000
|
1.000.000
|
15.
|
Upah pemupukan
|
2
|
Kali
|
250.000
|
500.000
|
16.
|
Kawat duri
|
500
|
M
|
2.000
|
1.000.000
|
JUMLAH III
|
5.000.000
|
||||
IV.
|
PEMANENAN
|
||||
17.
|
Upah panjat
|
2
|
OH
|
300.000
|
600.000
|
JUMLAH IV
|
600.000
|
||||
V.
|
PERSIAPAN ALAT
|
||||
18.
|
Gerobak dorong
|
10
|
Buah
|
190.000
|
1.900.000
|
19.
|
Temblang
|
15
|
Buah
|
10.000
|
150.000
|
20.
|
Sprayer
|
1
|
Buah
|
300.000
|
300.000
|
21.
|
Pompa air
|
1
|
Buah
|
500.000
|
500.000
|
JUMLAH V
|
2.850.000
|
||||
TOTAL BIAYA
|
10.433.000
|
B.
Penerimaan
Dengan
asumsi harga getah jernang kualitas 1 (meson) Rp. 550.000 per kg dan kualitas 2
(cengkarok) Rp. 250.000 per kg, maka untuk setiap 1 ha lahan diperoleh
penerimaan :
1.
Kualitas 1 : 100 kg x Rp. 550.000 = Rp.
55.000.000,-
2.
Kualitas 2 : 100 kg x Rp. 250.000 = Rp.
25.000.000,-
Jumlah = Rp. 80.000.000,-
C.
Pendapatan
Pendapatan =
Penghasilan – Biaya
= Rp (80.000.000 – 10.433.000)
= Rp. 69.567.000,-
Bedasarkan perhitungan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pendapatan dari usaha budidaya rotan jernang sangat
menjanjikan. Untuk itu diperlukan sosialisasi agar masyarakat disentra-sentra
rotan jernang lebih tertarik lagi untuk membudidayakan rotan jernang dalam
skala yang lebih luas.
Hi,
BalasHapusDo you sell (menjual) Jernang (Dragon`s Blood) Powder and Resin ? Our company always buy (Beli) Jernang Powder from Indonesia anytime. We stably buy 3000kg from Indonesia every month . If you have interests long term to cooperate with our company , please contact me in Singapore anytime .
Saya mencari Jernang/Dragon Blood dengan kualitas yg bagus (Grade Super/minimal Grade A) dan stok di atas 100 kg.
BBM: 7E47C3CA
WeChat:365374501
Singapore Contacts: +65 98678755
seangao61@foxmail.com
Hi,
BalasHapusDo you sell (menjual) Jernang (Dragon`s Blood) Powder ? Our company always buy (Beli) Jernang Powder from Indonesia anytime. We stably buy 3000kg from Indonesia every month . If you have interests long term to cooperate with our company , please contact me in Singapore anytime .
Saya mencari Jernang/Dragon Blood dengan kualitas yg bagus dan stok di atas 100 kg.
BBM: 7E47C3CA
WhatsApp: +6586613185
Line: +6581754357
WeChat:365374501
Singapore Contacts: +65 98678755
seangao61@foxmail.com
hubungi saya berkaitan buah rotan ini. bila musim nya. terima kasih. matsingh9@gmail.com
BalasHapus