Cpx24.com CPM Program

Pengendalian Hama dan Penyakit di Pembibitan Kelapa Sawit

Pengendalian Hama dan Penyakit di Pembibitan Kelapa Sawit


Dalam budidaya kelapa sawit, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan cara manual ( hand picking ) dimana sedapat mungkin hama ( ulat, serangga, kutu dan lain-lain ) diambil dengan tangan; atau dengan cara biologis dengan menggunakan predator alami seperti burung hantu untuk mengendalikan hama tikus; atau juga dengan cara kimiawi dengan menggunakan bahan-bahan kimia ( pestisida ).

Cara – cara demikian diatas harus dipertimbangkan dengan matang dan harus selektif dalam memilih dan menggunakan alat / bahan khususnya di pembibitan, mengingat tanaman yang masih muda dan peka terhadap kandungan bahan aktif dalam pestisida yang mempunyai ikatan unsur tembaga, air raksa atau timah. Pada tahap pre nursery, tidak dibenarkan menyemprot dengan pestisida , terutama yang mengandung unsur – unsur tersebut.

Kerusakan dan penyakit ( disease and disorder ) yang ditimbulkan pada kedua tahap tersebut ( pre nursery dan main nursery ) hampir sama, yaitu antara lain :

Kecambah gagal tumbuh
Hal ini bisa terjadi karena kualitas tanah yang tidak baik; desinfeksi tanah yang kurang memadai; penanaman yang kurang bagus; penyiraman yang tidak optimum atau adanya serangan hama

Daun menjadi gosong
Penyebabnya antara lain adalah : penyiraman yang kurang memadai setelah dilakukan pemupukan; tingkat aplikasi pemupukan; pemilihan bahan pestisida yang salah atau naungan yang dipindahkan secara tiba – tiba

Daun menjadi kuning
Ini biasa terjadi jika bibit dalam kondisi yang kurang teduh, kadar nitrogen yang berkurang setelah bibit bibit berumur lebih dari 3 bulan atau terlalu banyak air
Bercak coklat pada daun ( necrosis ), bisa muncul karena kurang sinar matahari

Antracnose
Merupakan penyakit yang paling serius dalam masa pembibitan. Sirkulasi udara yang baik dapat mengurangi resiko tanaman terkena penyakit ini. Fungisida juga dapat diberikan setiap 2 bulan sekali ( 2 gr chlorothalonil per liter air )

Kerusakan akibat serangan hama, antara lain serangga pemakan daun, dapat dikendalikan dengan menyemprotkan larutan 0.8 – 1 gr carbaryl atau 0.24 gr deltamethrin per liter air. Serangan semut, jangkrik dan rayap terhadap kecambah muda, dapat dikendalikan dengan mengoleskan deltamethrin di sekitar lahan tanam. Siput dan sejenisnya dapat diawasi dengan cara menyebarkan metaldehyde secara acak di areal pembibitan. Untuk mengatasi serangan tikus, segera bersihkan batas pinggiran areal prenursery dan pasang perangkap dengan menggunakan racun anticoagulant


Jenis hama dan penyakit di Main Nursery

Antracnose, dengan gejala umum bagian ujung daun mulai berwarna kecoklatan dan terdapat batas yang jelas antara jaringan daun yang terserang dan yang sehat. Pengendalian dengan cara menyemprotkan pestisida Daconil atau Nustar 400 EC konsentrasi 0.2 % , rotasi penyemprotan 5 – 7 hari sampai serangan terkendali

Curvularia, dengan spot atau luka coklat dengan batas kuning atau orange. Gunakan pestisida Captan 50WP 0.4%; Dithane M45 0.2% dan Actidione 4.2 EC 0.025%, rotasi penyemprotan 7 – 10 hari, jika serangan parah, lakukan segera pengafkiran dan bakar agar tidak menular

Blast, Tajuk yang pucat dengan gejala stress air. Daun mati secara bertahap dimulai dari daun tua. Jaringan tepi pada akar membusuk sedangkan jaringan tengah tetap utuh. Tidak ada perlakuan secara chemist di sini. Kurangi suhu tanah dengan melakukan mulching ( penutup tanah dengan menggunakan mulsa atau seresah ) dan naungan. Lakuan penyiraman secara teratur. Tanaman mati harus segera dimusnahkan

Kumbang Adoretus Apogonia, lubang pada jaringan daun dan terkonsentarsi pada pinggiran daun. Gunakan pestisida Sevin 85 s atau Marshall 200 SC dengan konsentarsi 0.2%. Pada saat serangan berat rotasi semprot 1 – 2 kali seminggu

Kutu ( Ollogonychus dan Tetranuchus ) , bercak chlorotik kecil dalam jumlah banyak pada tahap awal, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya keperakan. Kutu berukuran sangat kecil, sulit dilihat dan berada di permukaan bawah daun. Gunakan Rogor 40 dikuti dengan Tedion 18 WP 10 hari kemudian, konsentarsi masing – masing 0.1 dan 0.13 %. Arahkan penyemprotan pada permukaan bawah daun. Tedion efektif terhadap telur dan kutu yang masih muda

Mealybugs dan jangkrik, tajuk cenderung pucat dan kusam. Gunakan Heptachlor 10G. Aplikasikan dengan cara tabur pada tanah dan kemudian disiram. Kerusakan lebih banyak terjadi pada akar dan jaringan tanaman di bawah permukaan tanah.

Dengan sedemikian banyaknya produk pestisida yang beredar di pasaran, perlu dicermati dan dikaji ulang agar dapat menggunakan bahan-bahan tersebut secara tepat, karena pada prinsipnya adalah mengendalikan serangan hama bukan membasmi sampai tuntas. Khusus untuk tanaman muda seperti bibit kelapa sawit tetap diupayakan metode preventif dan penanganan secara manual ( non chemist ) dengan harapan bibit akan tumbuh sehat dan normal.
Labels:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING YANG SERING DIBACA