Cpx24.com CPM Program

Kelapa Sawit Tidak Rusak Lingkungan

Tudingan tentang kerusakan hutan terjadi karena perkebunan sawit membuat Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Utara resah. Bertolak belakang dengan pernyataan kalangan aktivis lingkungan GAPKI justru menilai kelapa sawit berperan dalam menjaga lingkungan.

Ketua GAPKI Sumatera Utara (Sumut) Bahalman Tarigan menyatakan, dalam kurun 100 tahun terakhir tidak ada data yang menunjukkan perkebunan kelapa sawit yang menyebabkan hutan rusak. Bahkan kelapa sawit terbukti mampu menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida yang dihasilkan pabrik atau industri.

Dari peristiwa alam yang pernah terjadi, kata Bahalman, belum pernah terjadi pohon kelapa sawit terbawa banjir bandang. Pada umumnya yang dibawa adalah pohon-pohon besar yang mungkin sisa perambahan hutan.

"Ini berarti akar pohon kelapa sawit sangat kuat dan kokoh sehingga mampu mempertahankan struktur tanah. Kelapa sawit juga mampu menyerap dan menyimpan banyak air," ujar Tarigan dalam seminar nasional bertajuk Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit dan Perubahan Iklim di Convention Hall, Hotel Tiara, Jalan Cut Meutia, Medan, Kamis (29/4/2010).

Tarigan mencontohkan salah satu contoh daerah yang diuntungkan dengan perkebunan kelapa sawit adalah Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut. Dulunya daerah ini merupakan padang tandus karena hujan yang turun minim. Namun perubahan terjadi setelah ditanami kelapa sawit, iklim berubah dengan curah hujan tinggi.

Dari sisi ekonomi, kata Tarigan, manfaaatnya justru lebih besar lagi. Selain menyebabkan terciptanya multiplier effect dalam pertumbuhan industri dan lapangan kerja, juga berperan dalam pengembangan wilayah.

"Masih banyak manfaat lainnya lagi. Sudah saatnya negara dan rakyat Indonesia menjaga dan mempertahankan komoditi yang bisa menjadi kebanggaan bangsa," kata Tarigan sambil menyatakan banyaknya tudingan miring selama ini karena adanya kepentingan asing untuk menghancurkan industri kelapa sawit di Indonesia.

Berkenaan dengan pembukaan hutan untuk perkebunan sawit, Tarigan menyatakan, sebenarnya sawit itu sama dengan hutan biasa, bahkan manfaatnya lebih besar dari hutan hujan (rainforest), jadi sawit pada prinsipnya yang terjadi hanya pergantian jenis tanaman. Di Malaysia, kata dia lagi, sawit dinyatakan termasuk dalam tanaman hutan, namun di Indonesia justru tidak.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2010/04/29/150922/1347894/4/gapki-kelapa-sawit-tidak-rusak-lingkungan
Labels:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING YANG SERING DIBACA