Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh banyak faktor, salah satu faktor yang sangat penting tersebut adalah bahan tanam (bibit). Oleh karena bibit karet sangat berperan terhadap keberhasilan suatu pertanaman karet, maka dalam menyiapkan bibit karet diperlukan perhatian yang khusus dan teknis budidaya yang tepat, baik dalam penyediaan batang bawah maupun pengelolaan batang atas pada kebun entres. Adapun tahapan penyiapan bibit sebagai berikut :
a. Jenis klon anjuran
Rekomendasi Pusat Penelitian Karet tentang klon-klon anjuran komoditi karet periode tahun 2006 – 2010, berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,
adalah sebagai berikut :
- Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260
- Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32,
a. Jenis klon anjuran
Rekomendasi Pusat Penelitian Karet tentang klon-klon anjuran komoditi karet periode tahun 2006 – 2010, berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,
adalah sebagai berikut :
- Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260
- Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32,
IRR 39, IRR 42, 112, IRR 118
- Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi pada periode tertentu, seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, tetapi dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan antara lain dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. Klon yang digunakan merupakan klon anjuran dan telah disertifikasi oleh BP2MB.
b. Batang bawah
Anjuran asal biji untuk batang bawah berasal dari klon AVROS- 2037, GT-1, LCB-1320, PR -228, PR-300, PB-260, RRIC-100, dan BPM-24. Biji yang akan dipergunakan untuk batang bawah berasal dari kebun karet klonal penghasil biji yang mempunyai hasil tinggi. Di Indonesia kebun biji umumnya tersebar pada areal perkebunan besar dan atau proyek pengembangan karet. Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu:
- Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih.
- Kemurnian klon minimal 95%.
- Umur tanaman 10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat
- Penyadapan sesuai norma.
- Luas blok minimal 15 ha.
- Topografi relatif datar.
c. Sumber benih
Klon karet di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset pemerintah maupun lembaga riset swasta, yaitu :
- Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Bah Lias Riset Center, PT London Sumatera Plantation.
- Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi pada periode tertentu, seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, tetapi dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan antara lain dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut. Klon yang digunakan merupakan klon anjuran dan telah disertifikasi oleh BP2MB.
b. Batang bawah
Anjuran asal biji untuk batang bawah berasal dari klon AVROS- 2037, GT-1, LCB-1320, PR -228, PR-300, PB-260, RRIC-100, dan BPM-24. Biji yang akan dipergunakan untuk batang bawah berasal dari kebun karet klonal penghasil biji yang mempunyai hasil tinggi. Di Indonesia kebun biji umumnya tersebar pada areal perkebunan besar dan atau proyek pengembangan karet. Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu:
- Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih.
- Kemurnian klon minimal 95%.
- Umur tanaman 10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat
- Penyadapan sesuai norma.
- Luas blok minimal 15 ha.
- Topografi relatif datar.
c. Sumber benih
Klon karet di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset pemerintah maupun lembaga riset swasta, yaitu :
- Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
- Bah Lias Riset Center, PT London Sumatera Plantation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar