Cpx24.com CPM Program

Bibit Sawit dan Karet Palsu Marak

Para petani di Sumatera Selatan (Sumsel) di minta waspada dengan maraknya peredaran bibit kelapa sawit palsu di pasaran. Saat ini dinas perkebunan provinsi Sumsel telah menerima laporan dari ratusan petani korban bibit palsu.

Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Ir H Anung Riyanto MSc mengatakan, bibit palsu tidak akan berproduksi meski telah di tanam selama lima tahun, sehingga membuat petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

“Tapi saat ini kita telah berkoordinasi dengan balai karantina Pertanian dan Kepolisian untuk mencegah beredarnya bibit palsu tersebut,” ujarnya saat acara pemusnahan komoditi pertanian, kemarin.

“Maraknya bibit palsu sangat membahayakan dan merugikan para petani dan menganggu perekonomian Sumsel. Pasalnya, Sumsel adalah salah satu daerah terbesar untuk lahan perkebunan kelapa sawit di dunia,” kata Anung.

Lahan kelapa sawit di Sumsel mencapai 1,2 juta Ha. Bila petani tidak dilindungi dengan beredarnya bibit kelapa sawit palsu tadi, maka di pastikan petani tak memiliki pendapatan yang sesuai dengan potensi yang seharusnya didapat bila benih yang di tanam bibit unggul.

Untuk membedakan benih asli atau palsu secara kasat mata memang agak sulit tapi postingan berikut ini mungkin bisa membantu untuk membedakan kelapa sawit asli dan palsu secara fisik atau bentuk fisik bibit/benih “Jenis-Jenis Bibit Kelapa Sawit”.

Untuk membantu mengurangi kerugian para petani, Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel menyiapkan ratusan ribu bibit kelapa sawit bagi para petani di tiap kabupaten/kota di Sumsel untuk menggantikan bibit sawit palsu yang telah di tanam oleh petani.

Selain itu juga di temukan bibit karet palsu di pasaran. Namun jumlahnya masih kecil dibandingkan bibit kelapa sawit palsu.

Kepala Balai Karantina Klas  I Palembang Drh Zulkarnain Nasution mengatakan pihaknya telah menyita dan memusnahkan sebanyak 25 ribu bibit sawit palsu, asal Jambi Tujuan Tanjung Pandang Belitung di pelebuhan Boombaru, pada januari lalu.

Sumber:
Sumatera Ekspres, Senin 5 Maret 2012
Labels:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTING YANG SERING DIBACA